Relawan
Palang Merah Indonesia Kabupaten Sikka, ajak anak-anak pengungsi
Rokatenda di Maumere bernyanyi dengan lagu-lagu kebangsaan dan daerah
pada 17 Agustus malam di depan tenda pengungsian yang berada di halaman
eks kantor Bupati Sikka.
Peringatan kemerdekaan RI kali ini
berbeda dengan yang biasa mereka lakukan di kampungnya karena situasi
sedang mengungsi. “Relawan berinisiatif ajak anak-anak untuk bernyanyi
lagu perjuangan dan daerah diiringi gitar. Dengan bernyanyi lagu
kebangsaan juga memupuk semangat nasionalisme anak-anak.” terang
Octavianus Adityo, korlap tim PMI.
Suara merdu anak-anak menyanyikan
Indonesia Raya dan lagu perjuangan terdengar di pengungsian, sehingga
menjadi salah satu hiburan tersendiri bagi pengungsi. “Meriah dan penuh
semangat, meskipun sederhana, hanya dengan bernyanyi yang diselingi
dengan canda tawa anak,” tuturnya.
PMI bekerjasama dengan WVI (World
Vision Indonesia) kembali mengajak anak-anak pengungsi untuk bermain,
bernyanyi dan mengikuti lomba makan krupuk. Wajah antusias terpancar di
wajah anak-anak. “Kami senang bermain ramai-ramai,” ujar Poli, siswa SMP
Palue yang mengungsi.
Beberapa bantuan bagi pengungsi saat
ini masih dibutuhkan seperti selimut dan pakaian. Kebutuhan peralatan
sekolah untuk anak-anak hingga saat ini belum tersedia. “Kami sedang
upayakan untuk menyediakan school-kit (buku, alat tulis dan seragam),”
papar Adityo di Posko Pengungsian Maumere.
Informasi dilapangan akan direncanakan
ada penjemputan kembali warga yang masih bertahan di Palue, mengingat
aktifitas gunung yang meningkat. Relawan PMI saat ini melakukan
pendataan ulang secara menyeluruh jumlah pengungsi di Maumere untuk
mengantisipasi adanya tambahan pengungsi baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar