Diseminasi Kegiatan palang Merah Melalui Dahsyat RCTI
Ia juga menambahakan PMI merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota ke-68 Federasi Internasional Perhimpuunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC). Keberadaan PMI diakui secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Bertepatan dengan hari Kemerdekaan Indonesia, PMI mendiseminasikan fungsi dan peran Palang Merah Indonesia pada masa kemerdekaan Indonesia. Selain itu Muhammad Muas juga menjelaskan tugas dan peran PMI dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dengan kegiatan kemanusiaan hingga saat ini.
Perlu diketahui, peranan PMI yang menonjol adalah di bidang Pertolongan pertama, Pengungsian, Dapur Umum, pencarian dan pengurusan repatriasi, bekerjasama dengan ICRC dan Palang Merah Belanda untuk Romusha, Heiho , Tionghoa; anak-anak Indo Belanda dan 35.000 tawanan sipil Belanda dan para Hoakian yang kembali ke RRC. Sementara itu diadakan pula pendidikan untuk para juru rawat yang akan dikirim ke pos-pos P3K di daerah pertempuran.
Saat itu sudah ada 40 cabang PMI di seluruh Indonesia dan setiap cabang memiliki dua buah Pos P3K sebagai Tim Mobil Collone.
Rumah Sakit Umum Palang Merah di Bogor yang semula di bawah pengelolaan Nerkai, pada tahun 1948 disumbangkan kepada PMI Cabang Bogor dengan nama Rumah Sakit Kedunghalang dan sejak tahun 1951 dikelola menjadi Rumah Sakit Umum PMI hingga sekarang.
“Palang
Merah Indonesia dibentuk setelah satu bulan setelah Indonesia merdeka,
Senin 17 September 1945.” Jelas Muhammad Muas, SH. Ketua Bidang Relawan
Pengurus Pusat PMI kepada Rafi Ahmad, Pembawa Acara Program Dahsyat
RCTI, Minggu (18/8).
Ia juga menambahakan PMI merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota ke-68 Federasi Internasional Perhimpuunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC). Keberadaan PMI diakui secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
PMI mendapatkan kesempatan untuk mendiseminasikan
gerakan Palang Merah di Indonesia melalui program Dahysat RCTI. Hal
tersebut merupakan tindak lanjut kerjasama antara PMI dan Media
Nusantara Citra (MNC). PMI mendapatkan kesempatan tiap bulan untuk
melaksanakan diseminasi dan promosi gerakan melalui program Dahsyat
RCTI.
Bertepatan dengan hari Kemerdekaan Indonesia, PMI mendiseminasikan fungsi dan peran Palang Merah Indonesia pada masa kemerdekaan Indonesia. Selain itu Muhammad Muas juga menjelaskan tugas dan peran PMI dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dengan kegiatan kemanusiaan hingga saat ini.
Perlu diketahui, peranan PMI yang menonjol adalah di bidang Pertolongan pertama, Pengungsian, Dapur Umum, pencarian dan pengurusan repatriasi, bekerjasama dengan ICRC dan Palang Merah Belanda untuk Romusha, Heiho , Tionghoa; anak-anak Indo Belanda dan 35.000 tawanan sipil Belanda dan para Hoakian yang kembali ke RRC. Sementara itu diadakan pula pendidikan untuk para juru rawat yang akan dikirim ke pos-pos P3K di daerah pertempuran.
Saat itu sudah ada 40 cabang PMI di seluruh Indonesia dan setiap cabang memiliki dua buah Pos P3K sebagai Tim Mobil Collone.
Rumah Sakit Umum Palang Merah di Bogor yang semula di bawah pengelolaan Nerkai, pada tahun 1948 disumbangkan kepada PMI Cabang Bogor dengan nama Rumah Sakit Kedunghalang dan sejak tahun 1951 dikelola menjadi Rumah Sakit Umum PMI hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar